Lagenda Asal Usul Nama Banyuwangi
6 Jul 2016
komentar
Seorang pepatah mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang
mengetahui sejarahnya, sejarah adalah ilmu pengetahuan sekaligus
warisan yang harus terus dijaga dan dilestarikan supaya tidak terlupakan
sampai kapanpun, sejarah juga merupakan sebuah identitas, asal-usul
yang dapat mengungkap realita sebuah jaman yang telah berlalu
Banyuwangi sebuah nama kabupaten diujung timur pulau jawa yang banyak memiliki sebuah julukan ini menyimpan sebuah cerita, konon, dahulu kala wilayah ujung timur pulau jawa yang alamya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja, raja tersebut bernama Prabu Sulahkromo dalam kepemimpinannya dipimpin oleh seorang patih yang gagah, berani, arif tampan bernama Sidopekso, patih Sidopekso memiliki seroang istri cantik parasnya, halus budi bahasanya bernama Sri Tanjung yang membuat sang Raja tergila-gila padanya. agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncul akal liciknya dengan memeintahkan Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa, maka dengan tegas dan gagah berani tanpa curiga sang patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja. sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukannya namun cinta Sang Raja tidak sampai dan Sri Tanjung tetap teguh pada pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya, berang dan panas ketika Sang Raja cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.
Pada saat Patih Sidopekso kembali dari misi tugasnya, ia lansung menghadap Sang Raja Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah Sang Raja meninggalkam istana, Sru Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan raja, tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso lansung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan tanpa alasan.
Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh sang istri setianya itu, Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian, serta kesetiaan ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai yang keruh itu, apabila darahnya membuat air sungau berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi sebaliknya jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.
Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikam kerisnya ke dada Sri Tanjung, darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika, mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau wangi, Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari kemudian menjerit Banyu.......... wangi........... Banyu wangi......... Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya
sumber : banyuwangikab.go.id
pic by : rendaf
Banyuwangi sebuah nama kabupaten diujung timur pulau jawa yang banyak memiliki sebuah julukan ini menyimpan sebuah cerita, konon, dahulu kala wilayah ujung timur pulau jawa yang alamya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja, raja tersebut bernama Prabu Sulahkromo dalam kepemimpinannya dipimpin oleh seorang patih yang gagah, berani, arif tampan bernama Sidopekso, patih Sidopekso memiliki seroang istri cantik parasnya, halus budi bahasanya bernama Sri Tanjung yang membuat sang Raja tergila-gila padanya. agar tercapai hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung maka muncul akal liciknya dengan memeintahkan Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa, maka dengan tegas dan gagah berani tanpa curiga sang patih berangkat untuk menjalankan titah Sang Raja. sepeninggal Sang Patih Sidopekso, sikap tak senonoh Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung dengan segala tipu daya dilakukannya namun cinta Sang Raja tidak sampai dan Sri Tanjung tetap teguh pada pendiriannya, sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya, berang dan panas ketika Sang Raja cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.
Pada saat Patih Sidopekso kembali dari misi tugasnya, ia lansung menghadap Sang Raja Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan bahwa sepeninggal Sang Patih pada saat menjalankan titah Sang Raja meninggalkam istana, Sru Tanjung mendatangi dan merayu serta bertindak serong dengan raja, tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso lansung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan tanpa alasan.
Pengakuan Sri Tanjung yang lugu dan jujur membuat hati patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan Sang Patih dengan berangnya mengancam akan membunuh sang istri setianya itu, Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai bukti kejujuran, kesucian, serta kesetiaan ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai yang keruh itu, apabila darahnya membuat air sungau berbau busuk maka dirinya telah berbuat serong, tapi sebaliknya jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.
Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikam kerisnya ke dada Sri Tanjung, darah memercik dari tubuh Sri Tanjung dan mati seketika, mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai dan sungai keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau wangi, Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari kemudian menjerit Banyu.......... wangi........... Banyu wangi......... Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya
sumber : banyuwangikab.go.id
Belum ada Komentar untuk "Lagenda Asal Usul Nama Banyuwangi"
Posting Komentar
=> Komentar dengan link aktif/mati tidak akan kami publish